Anisa Desy Aryanti

Anisa Desy Aryanti

Rabu, 07 Desember 2011

LCD


LIQUID CRYSTALS in PHARMACY          
Kristal cair adalah bahan yang mengalir seperti cairan, sambil mempertahankan struktur teratur, agak seperti kristal. Sementara penggunaan dalam elektronik dikenal (yaitu LCD TV layar), beberapa jenis kristal cair juga sangat berguna dalam nano sebagai alat untuk pengiriman obat. Hal ini karena kemampuan ini ditingkatkan nanopartikel menembus kulit atau jaringan lain, dan kapasitas mereka untuk timed release dari "muatan" mereka.
Kristal cair yang digunakan untuk keperluan farmasi telah dimodelkan setelah yang sudah ada dalam sistem biologi. Contoh alami kristal cair yang molekul lyotrophic yang membentuk sel-sel dan jaringan, dan sangat penting bagi kehidupan termasuk membran fosfolipid, DNA dan kolesterol.
Beberapa obat-obatan kristal cair (LCP) telah terbukti efektif untuk pengobatan penyakit virus seperti herpes (HSV) serta tumor pertempuran seperti pada kandung kemih dan kanker prostat. LCP telah menjanjikan terutama untuk aplikasi transdermal dan karena kemampuan mereka untuk menargetkan jaringan yang meradang. Sebuah contoh dari farmasi kristal cair adalah LCP berbasis anti-tumor obat bernama Tolecine. Tolecine memiliki sifat antibakteri dan antivirus dan mencegah proliferasi tumor yang abnormal. Tolecine kadang-kadang dikombinasikan dengan yang lain disebut Apatone LCP. Formulasi gabungan diproduksi menggunakan teknologi yang memanfaatkan sifat-sifat kristal cair lyotropic, atau kristal cair organik.
Hal ini umumnya percaya bahwa LCP relatif aman untuk digunakan sebagai obat, karena penelitian sejauh ini menunjukkan mereka memiliki toksisitas yang sangat rendah. Liposom aman cukup umum digunakan untuk tujuan kosmetik. Apatone terbuat dari dua non-senyawa beracun, senyawa kristal cair dan glukosa gula, dan bahan aktif, Vitamin C dan K. Karena glukosa, Apatone mudah memasuki sel. Begitu di dalam, bahan-bahan aktif menghasilkan radikal bebas. Hasil stres oksidatif dalam melemahnya sel target dari dalam, dan mencegah respon anti-inflamatary yang melindungi mereka dari obat kemoterapi. Produksi radikal bebas adalah suatu reaksi intraseluler konsentrasi driven yang hanya terjadi dalam sel dengan konsentrasi gula yang cukup (seperti sel-sel kanker). Reaksi cepat dan tidak menghasilkan apapun beracun oleh-produk yang mungkin membahayakan sel-sel sehat yang berdekatan. Apatone sangat efektif, itu diberikan status obat yatim piatu oleh FDA pada tahun 2007.

1.      Tolecine
Tolecine adalah pra-klinis baru anti-tumor LCP yang juga memiliki aplikasi antivirus dan antibakteri. Ini adalah sel tumor selektif dan pameran aktivitas anti-neoplastik yang kuat (itu melawan proliferasi abnormal sel dalam jaringan atau organ). Selain itu, telah terbukti lebih efektif daripada standar saat ini perawatan untuk herpes.
Atomic Force Microscope image of nanostructured lyotropic liquid crystal (Credit: Liquid Crystal Institute, Kent State University

Atomic Force Microscope citra berstrukturnano kristal cair lyotropic (Kredit: Liquid Crystal Institute, Kent State University)
2.      Apatone
Apatone adalah obat fase klinis baru yang diteliti untuk stadium akhir kanker prostat. Saat ini sedang dipertimbangkan untuk studi klinis untuk aplikasi potensial seperti pembesaran dari kemoterapi untuk memungkinkan dosis yang lebih rendah, kurang toksik dari agen kemoterapi yang umum. Apatone terbuat dari dua non-senyawa beracun, senyawa kristal cair dan gula, yang selektif bio-berkonsentrasi dalam sel kanker dan menghasilkan radikal bebas. Pembentukan, kuat pendek radikal bebas tinggal adalah konsentrasi didorong reaksi intraseluler dan karena itu hanya terjadi dalam sel dengan konsentrasi gula yang cukup (seperti sel-sel kanker). Hasil reaksi stres oksidatif yang melemahkan sel-sel yang ditargetkan dari dalam. Hal ini dilakukan dengan cepat hanya dalam sel-sel kanker, dengan tidak ada reaksi beracun oleh-produk yang mungkin membahayakan sel-sel sehat yang berdekatan.
Tidak seperti obat kemoterapi lain, Tolecine dan Apatone memiliki toksisitas rendah dan tidak menargetkan membagi sel. Sebaliknya, mereka diaktifkan oleh peradangan yang terjadi di sekitar sel tumor, hemat sel sehat. Inovatif, rendah toksisitas obat-obatan seperti Tolecine dan Apatone memberikan harapan baru dalam peperangan melawan kanker dan penyakit lainnya.

Deksametason Sebagai Obat Dewa Memiliki Banyak Efek Samping


Deksametason Sebagai Obat Dewa Memiliki Banyak Efek Samping
Deksametason adalah glukokortikoid sintetik dengan aktivitas imunosupresan dan anti-inflamasi. Sebagai imunosupresan, deksametason bekerja dengan menurunkan respon imun tubuh terhadap stimulasi rangsangan. Aktivitas anti-inflamasi deksametason dengan jalan menekan atau mencegah respon jaringan terhadap proses inflamasi dan menghambat akumulasi sel yang mengalami inflamasi, termasuk makrofag dan leukosit pada tempat inflamasi. Deksametason merupakan obat golongan kortikostseroid. Kortikosteroid adalah suatu hormon yang dibuat oleh bagian korteks (luar) dari kelenjar adrenal.  Kortikosteroid terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok glukokortikoid dan mineralokortikoid. Glukokortikoid berperan mengendalikan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, juga bertindak sebagai anti-inflamasi dengan cara menghambat pelepasan fosfolipid serta dapat pula menurunkan kinerja eosinofil. Sedangkan mineralokortikoid berfungsi mengatur kadar elektrolit dan air dengan cara penahanan garam di ginjal. Berdasarkan mekanisme kerjanya, deksametason digolongkan ke dalam kelompok glukokortikoid.
Di era yang secanggih ini, kebanyakan orang memilih hal yang serba instan dan serba cepat terlebih mengenai obat. Oleh karena itu, dalam dunia farmasi banyak obat yang disintetis agar efek terapinya lebih cepat. Padahal senyawa yang alami tidak memiliki efek samping sedangkan senyawa sintetis banyak efek sampingnya. Begitu pula dengan deksametason, hasil dari sintetis deksametason memiliki dua derivat yaitu deksametason asetat dan deksametason natrium fosfat. Untuk efek yang lebih cepat lagi, deksametason dibuat dalam sediaan dengan efek sistemik yaitu injeksi. Deksametason injeksi banyak digunakan untuk pasien-pasien darurat di rumah sakit dan untuk menghilangkan efek samping dari obat kemoterapi seperti merkaptopurin yang mengakibatkan mual.
Obat golongan kortikosteroid ini utamanya digunakan untuk mengatasi radang, apapun penyebab radangnya dan di manapun lokasinya. Beberapa penyakit peradangan yang kerap diobati dengan kortikosteroid adalah asma, radang rematik, radang usus, radang ginjal, radang mata dan lain-lain. Deksametason juga digunakan untuk anafilaktik dan untuk mendiagnosis syndrome cushing. Selain itu, obat ini juga digunakan pada penyakit gangguan sistem kekebalan tubuh, seperti berbagai jenis alergi, dan lupus. Dengan sifatnya yang menurunkan sistem kekebalan, kortikosteroid juga dapat digunakan untuk pasien yang baru menjalani transplantasi organ untuk mencegah reaksi penolakan tubuh terhadap organ yang dicangkokkan.   Obat ini bahkan digunakan juga pada pasien kanker, yaitu untuk mencegah mual dan muntah akibat kemoterapi juga pada terapi kanker itu sendiri sebagai terapi pendukung kemoterapi. Kortikosteroid juga digunakan untuk ibu hamil yang memiliki resiko melahirkan prematur, yaitu untuk mematangkan paru-paru janin, sehingga jika harus lahir prematur paru-paru bayi sudah cukup kuat dan bekerja dengan baik namun penggunaan bagi ibu hamil dengan pemantauan dan resep dari dokter. Penggunaannya tidak dalam jangka waktu yang lama, karena akan mengakibatkan kecacatan pada bayi.
Obat golongan kortikosteroid termasuk golongan obat yang penting dalam dunia pengobatan, karena memiliki efek farmakologi yang luas, sehingga sering digunakan dalam pengobatan berbagai penyakit, sehingga ada yang menyebutnya sebagai obat dewa atau obat segala penyakit. Dokter sering meresepkan deksametason untuk berbagai pasien dengan keluhan yang berbeda. Penggunaannya di rumah sakit sangat sering  terlebih dalam bentuk sediaan injeksi atau tablet. Injeksi deksametason sering digunakan untuk proses lifesaving pada kondisi darurat.
Deksametason yang digunakan di pasaran adalah deksametason sintetis sehingga efek terapi yang ditimbulkan cepat berbeda dengan senyawa alaminya. Kondisi seperti ini mengakibatkan terdapat banyak penyalahgunaan deksametason. Deksametason ditambahkan ke dalam obat tradisional agar efek yang ditimbulkan  lebih cepat, padahal penggunaan deksametason memiliki batasan kadar atau sering disebut dengan dosis maksimal. Penggunaan yang melebihi dosis maksimalnya dapat berakibat fatal dan jika digunakan dalam rentang waktu tertentu dapat mengakibatkan kerusakan organ vital yaitu ginjal. Deksametason merupakan obat keras sehingga penggunaannya harus berdasarkan pengawasan dan resep dokter.
Penggunaan deksametason pada pasien usia lanjut dapat menyebabkan pengeroposan tulang yang cepat sehingga pasien menjadi sulit untuk berjalan karena terdapat gangguan pada persendian khususnya lutut. Oleh karena itu, penggunaan deksametason pada pasien usia lanjut sangat tidak dianjurkan.
Obat ini juga dapat mengurangi pembengkakan dan mengurangi tekanan dalam tengkorak. Namun, penggunaan obat ini harus hati-hati, karena dapat menyebabkan iritasi lambung, euforia atau depresi.
Efek samping dari deksametason dan kortikosteroid lainnya seperti prednison adalah pengeroposan tulang, peningkatan berat badan, moon face/ muka tembem, buffaow hum atau penggemukan punggung atau punggung tebal  seperti kerbau,  selulit dan stretmark di berbagai tempat, gangguan hati  dan gangguan ginjal, serta pertumbuhan rambut yang tidak pada tempatnya.  Dan yang berbahaya bila terjadi cushing syndrome.
Cushing sindrom merupakan kumpulan gejala berupa penebalan punggung, muka tembem, pada abdomen, hipertensi , penurunan toleransi terhadap karbohidrat, katabolisme protein, gangguan psikiatri, hirsutisme pada wanita. Sindrom ini  dapat terjadi akibat steroid sistemik yang dikonsumsi sembarangan.
Ada beberapa efek yang umum terjadi dari glukokortikoid , yang pertama meningkatkan  glukoneogenesis yaitu pembentukan glukosa dari protein,  sehingga beresiko meningkatkan kadar gula darah. Oleh karena itu, penggunaan glukokortikoid bagi penderita diabetes mellitus tidak dianjurkan.  Yang kedua adalah efek katabolik. Efek katabolik yaitu mengurai protein sehingga mengurangi pembentukan protein, termasuk protein yang diperlukan untuk pembentukan tulang. Berdasarkan efek katabolik tersebut, penggunaan glukokortikoid dalam jangka waktu yang panjang dapat mengakibatkan pengeroposan pada tulang atau osteoporosis karena komponen matriks protein tulang menyusut. Pada anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan khususnya pada tulang. Efek yang ketiga, glukokortikoid mempengaruhi metabolisme lemak tubuh dan distribusinya, sehingga menyebabkan pertambahan lemak di bagian-bagian tertentu tubuh, seperti di wajah (jadi membulat), bahu, dan perut. Yang keempat menurunkan fungsi jaringan limfa sehingga menyebabkan berkurangnya dan mengecilnya sel limfosit. Efek ini menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh atau imunosupresan. Sedangkan efek mineralokortikoid utamanya adalah mengatur keseimbangan garam mineral dan air dalam tubuh. Efek yang paling menonjol dari glukokortikoid adalah efek anti-inflamasinya yang mengurangi dan menghambat proses peradangan sehingga menjadi obat pilihan berbagai penyakit peradangan.
Oleh sebab itu berhati-hatilah bila menggunakan obat jenis kortikosteroid sistemik karena efek sampingnya yang sangat berbahaya, pakailah obat sesuai aturan dan menurut petunjuk dokter. Tidak ada salahnya bila anda bertanya tentang obat yang diberikan, baik manfaat dan efek sampingnya dengan demikian anda akan terhindar dari hal-hal yang berbahaya.
Bila anda menderita gatal-gatal sebaiknya anda berobat untuk dapat mengetahui diagnosis dan agar mendapatkan pengobatan yang tepat. Hentikan  pemakaian deksametason tanpa aturan karena sepertinya telah terjadi efek samping akibat pemakaian obat tersebut. Deksametason sering digunakan oleh para pendaki untuk mengatasi sakit kepala akibat ketinggian. Obat ini juga dapat mengurangi pembengkakan dan mengurangi tekanan dalam tengkorak. Namun, penggunaan obat ini harus hati-hati, karena dapat menyebabkan iritasi lambung, euforia atau depresi.