Deksametason
Sebagai Obat Dewa Memiliki Banyak Efek Samping
Di era yang secanggih
ini, kebanyakan orang memilih hal yang serba instan dan serba cepat terlebih
mengenai obat. Oleh karena itu, dalam dunia farmasi banyak obat yang disintetis
agar efek terapinya lebih cepat. Padahal senyawa yang alami tidak memiliki efek
samping sedangkan senyawa sintetis banyak efek sampingnya. Begitu pula dengan deksametason,
hasil dari sintetis deksametason memiliki dua derivat yaitu deksametason asetat
dan deksametason natrium fosfat. Untuk efek yang lebih cepat lagi, deksametason
dibuat dalam sediaan dengan efek sistemik yaitu injeksi. Deksametason injeksi
banyak digunakan untuk pasien-pasien darurat di rumah sakit dan untuk
menghilangkan efek samping dari obat kemoterapi seperti merkaptopurin yang
mengakibatkan mual.
Obat golongan kortikosteroid ini
utamanya digunakan untuk mengatasi radang, apapun penyebab radangnya dan di
manapun lokasinya. Beberapa penyakit peradangan yang kerap diobati dengan
kortikosteroid adalah asma, radang rematik, radang usus, radang ginjal, radang
mata dan lain-lain. Deksametason juga digunakan untuk anafilaktik dan untuk
mendiagnosis syndrome cushing. Selain
itu, obat ini juga digunakan pada penyakit gangguan sistem kekebalan tubuh,
seperti berbagai jenis alergi, dan lupus. Dengan sifatnya yang menurunkan
sistem kekebalan, kortikosteroid juga dapat digunakan untuk pasien yang baru
menjalani transplantasi organ untuk mencegah reaksi penolakan tubuh terhadap
organ yang dicangkokkan. Obat ini bahkan digunakan juga pada pasien
kanker, yaitu untuk mencegah mual dan muntah akibat kemoterapi juga pada terapi
kanker itu sendiri sebagai terapi pendukung kemoterapi. Kortikosteroid juga
digunakan untuk ibu hamil yang memiliki resiko melahirkan prematur, yaitu untuk
mematangkan paru-paru janin, sehingga jika harus lahir prematur paru-paru bayi
sudah cukup kuat dan bekerja dengan baik namun penggunaan bagi ibu hamil dengan
pemantauan dan resep dari dokter. Penggunaannya tidak dalam jangka waktu yang
lama, karena akan mengakibatkan kecacatan pada bayi.
Obat golongan kortikosteroid termasuk
golongan obat yang penting dalam dunia pengobatan, karena memiliki efek
farmakologi yang luas, sehingga sering digunakan dalam pengobatan berbagai
penyakit, sehingga ada yang menyebutnya sebagai obat dewa atau obat segala
penyakit. Dokter sering meresepkan deksametason untuk berbagai pasien dengan
keluhan yang berbeda. Penggunaannya di rumah sakit sangat sering terlebih dalam bentuk sediaan injeksi atau
tablet. Injeksi deksametason sering digunakan untuk proses lifesaving pada kondisi darurat.
Deksametason yang digunakan di pasaran
adalah deksametason sintetis sehingga efek terapi yang ditimbulkan cepat berbeda
dengan senyawa alaminya. Kondisi seperti ini mengakibatkan terdapat banyak
penyalahgunaan deksametason. Deksametason ditambahkan ke dalam obat tradisional
agar efek yang ditimbulkan lebih cepat, padahal
penggunaan deksametason memiliki batasan kadar atau sering disebut dengan dosis
maksimal. Penggunaan yang melebihi dosis maksimalnya dapat berakibat fatal dan
jika digunakan dalam rentang waktu tertentu dapat mengakibatkan kerusakan organ
vital yaitu ginjal. Deksametason merupakan obat keras sehingga penggunaannya
harus berdasarkan pengawasan dan resep dokter.
Penggunaan deksametason pada pasien usia
lanjut dapat menyebabkan pengeroposan tulang yang cepat sehingga pasien menjadi
sulit untuk berjalan karena terdapat gangguan pada persendian khususnya lutut.
Oleh karena itu, penggunaan deksametason pada pasien usia lanjut sangat tidak
dianjurkan.
Obat ini juga dapat mengurangi
pembengkakan dan mengurangi tekanan dalam tengkorak. Namun, penggunaan obat ini
harus hati-hati, karena dapat menyebabkan iritasi lambung, euforia atau
depresi.
Efek samping dari deksametason dan
kortikosteroid lainnya seperti prednison adalah pengeroposan tulang,
peningkatan berat badan, moon face/
muka tembem, buffaow hum atau
penggemukan punggung atau punggung tebal seperti kerbau, selulit
dan stretmark di berbagai tempat, gangguan hati dan gangguan ginjal, serta
pertumbuhan rambut yang tidak pada tempatnya. Dan yang berbahaya bila
terjadi cushing syndrome.
Cushing
sindrom merupakan kumpulan gejala berupa penebalan punggung,
muka tembem, pada abdomen, hipertensi , penurunan toleransi terhadap
karbohidrat, katabolisme protein, gangguan psikiatri, hirsutisme pada wanita.
Sindrom ini dapat terjadi akibat steroid sistemik yang dikonsumsi
sembarangan.
Ada beberapa efek yang umum terjadi dari
glukokortikoid , yang pertama meningkatkan
glukoneogenesis yaitu pembentukan glukosa dari protein, sehingga
beresiko meningkatkan kadar gula darah. Oleh karena itu, penggunaan
glukokortikoid bagi penderita diabetes
mellitus tidak dianjurkan. Yang
kedua adalah efek katabolik. Efek katabolik yaitu mengurai protein sehingga
mengurangi pembentukan protein, termasuk protein yang diperlukan untuk
pembentukan tulang. Berdasarkan efek katabolik tersebut, penggunaan
glukokortikoid dalam jangka waktu yang panjang dapat mengakibatkan pengeroposan
pada tulang atau osteoporosis karena komponen matriks protein tulang menyusut. Pada
anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, dapat menyebabkan gangguan
pertumbuhan khususnya pada tulang. Efek yang ketiga, glukokortikoid
mempengaruhi metabolisme lemak tubuh dan distribusinya, sehingga menyebabkan
pertambahan lemak di bagian-bagian tertentu tubuh, seperti di wajah (jadi
membulat), bahu, dan perut. Yang keempat menurunkan fungsi jaringan limfa
sehingga menyebabkan berkurangnya dan mengecilnya sel limfosit. Efek ini
menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh atau imunosupresan. Sedangkan efek
mineralokortikoid utamanya adalah mengatur keseimbangan garam mineral dan air
dalam tubuh. Efek yang paling menonjol dari glukokortikoid adalah efek anti-inflamasinya
yang mengurangi dan menghambat proses peradangan sehingga menjadi obat pilihan
berbagai penyakit peradangan.
Oleh sebab itu berhati-hatilah bila
menggunakan obat jenis kortikosteroid sistemik karena efek sampingnya yang
sangat berbahaya, pakailah obat sesuai aturan dan menurut petunjuk dokter.
Tidak ada salahnya bila anda bertanya tentang obat yang diberikan, baik manfaat
dan efek sampingnya dengan demikian anda akan terhindar dari hal-hal yang
berbahaya.
Bila anda menderita gatal-gatal
sebaiknya anda berobat untuk dapat mengetahui diagnosis dan agar mendapatkan
pengobatan yang tepat. Hentikan pemakaian deksametason tanpa aturan
karena sepertinya telah terjadi efek samping akibat pemakaian obat tersebut.
Deksametason sering digunakan oleh para pendaki untuk mengatasi sakit kepala
akibat ketinggian. Obat ini juga dapat mengurangi pembengkakan dan mengurangi
tekanan dalam tengkorak. Namun, penggunaan obat ini harus hati-hati, karena
dapat menyebabkan iritasi lambung, euforia atau depresi.
wah nyambung ma postingan ane bu... tukar link bu!!!!!
BalasHapuswww.ahli-farmasi.blogspot.com
BalasHapusastagfirulllah...
BalasHapussya baru baca info dari mbak ini dan sangat kaget krn beberapa kt yg lalu saat sy berobat krn mengalami sakit saat buang air kecil dan juga saat bersenggama sll mengalami pendarahan stlh d kontrol krn ada luka lalu saya d berikan obt yg namany "carbidu 0.5mg" dmna komposisi ny d situ d tuliskan Deksametason
pantas setalah sy meminum obt itu ko rhematik saya semakin sering kambuh yaotu d telapak kai sangat sakit klu d pakai utk berjalan dan tangan sebelah kanan saya makin sering sakit dan ngilu
habis injeksi IV deksametason selang 6 jam otot jadi lemas dan tidak bisa digerakkan maksimal, terjadi pada otot paha, trisep, jaringan angkle sehingga susah buat gerak atau jalan, ada hubungannya gak???
BalasHapusawalnya saya terkena gatal- gatal.. setelah ke dokter saya di beri deksametason 0.5 (carbidu 0.5, decteem dll yang jenisnya sama) sdh hampir 4 bulan lebih gatal tak juga sembuh... kini masalah lagi... ajah membengkak, badan gemuk, terkadang ginjal dan lambung nyeri.... saya susdah konsultasikan kedokter tapi hasil tetap nihil... mohon bantuan sarannya mbak...
BalasHapusSya tdi siang bli baycuten utuk ecsim gmna mnrut ibu?
BalasHapustemplatenya bikin pusing ga kontras sama tulosanya
BalasHapusSebenarnya penggunaan deksametason itu ga masalah, yg penting dengan dosis yg tepat. Kalo penggunaannya pakai dosis yg pas efek samping yg ditimbulkan juga ga terlalu besar bahka bisa ga ada efek samping sama skali
BalasHapusTemplate nya pusing sma bahasanya sulit dimengerti min
BalasHapusUntuk sindrom de quervain cocok gak mba?
BalasHapusUntuk sindrom de quervain cocok gak mba?
BalasHapusBiasa penggunaan obat itu seberapa lama untuk penyakit leukimia
BalasHapusBiasa penggunaan obat itu seberapa lama untuk penyakit leukimia
BalasHapusSelamat malam ibu..saya mau tanya..saat menyusui saya pernah dikasih dexa oleh dokter krna saya sakit..dlu pertumbuhan gigi anak saya bagus, bahkan jika dibandingkan beberapa temannya yg sebayanya yg sudah mulai rusak gigi atasnya, gigi anak saya masih bagus..anak saya selalu gosok gigi minimal 2 kali sehari, tidak pakai dot dan sufor krna asi, tp beberapa bulan kemudian gigi anak saya mulai rusak bagian atas dan bawah bahkan rusaknya lebih cepat dibanding teman seusianya usia anak saya baru 3 thn. Yg saya tanyakan apakah itu ada kaitannya dengan dexametason yg saya pernah saya konsumsi ketika masih menyusui? Mohon pencerahannya ibu..terima kasih..
BalasHapusBuk mau nanya nih kalo pemakaian pada usia lanjut dan dalam jangka waktu yg lama epek ny gimana ya,ortu d rumah sering minum obat itu untuk ngilangin rasa ngilu dan rematik,obat ny berupa pil dexametason 0,75 dan satu ny lagi saya lupa buk nama ny mgkin ibu lebih paham obat ny ad dua merk
BalasHapusBu..tiap hari saya minum 2x carbidu sama piroxicam..karena saya menderita asam urat tinggi..apa itu berbahaya..
BalasHapusBu..tiap hari saya minum 2x carbidu sama piroxicam..karena saya menderita asam urat tinggi..apa itu berbahaya..
BalasHapus